KENTUNGAN
MATEMATIKA
TEKHNOLOGI
ALAT PERAGA PEMBELAJARAN
Oleh
: Endang Sasmita Sagita
Pendahuluan
Pikiran
seseorang adalah sumber dari segala sumber kehidupan, dalam bekerja butuh suatu
pikiran, dalam menulis perlu penalaran, dalam mengajar juga butuh pemikiran
yang dituangkan dalam RPP, dalam berbisnispun butuh pemikiran, Matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan
penelaahan dan daya pikir yang tinggi terhadap bentuk-bentuk suatu struktur
yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal tersebut. Untuk dapat memahaminya,
diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat dalam Matematika. Karena
sifatnya yang abstrak, maka dalam pembelajaran matematika masih diperlukan benda-benda
yang menjadi perantara atau alat peraga yang berfungsi untuk mengkonkritkan
sehingga fakta-faktanya lebih jelas dan lebih mudah diterima oleh siswa. Oleh
karena itu, wajar apabila matematika
tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa usia sekolah dasar.
Prestasi
siswa dalam belajar matematika di Indonesia masih dalam katagori rendah yaitu
berdasarkan Program for International Student Assessment (PISA) di bawah
Organization Economic Cooperation and Development (OECD) mengadakan survei
tentang kemampuan siswa dan sistem pendidikan, Indonesia memperoleh peringkat
64 dari 65 negara. Beberapa laporan menyebutkan faktor penyebab antara lain
kurangnya kualitas materi pelajaran, metode pembelajaran yang makanistik, model
pembelajaran yang monoton maupun sulitnya pelajaran matematika.
Salah
satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah siswa tidak
memahami konsep-konsep matematika. Siswa yang menguasai secara konsep
matematika, akan memperoleh jalan untuk memecahkan persoalan matematika. Sering
kita temui dalam kegiatan pembelajaran siswa mengalami kesulitan menyelesaikan
soal matematika, terutama ketika menerapkan hitungan, perkalian, pengurangan
maupun pembagian. Hal ini disebabkan karena konsep urutan hitungan yang
beruntun yang mendahulukan perkalian dan pembagian setelah itu penjumlahan atau
pengurangan tidak dipahami.
Berdasarkan
hal tersebut di atas untuk memahami suatu konsep matematika, siswa masih harus
diberikan rangkaian kegiatan nyata yang dapat diterima akal mereka. Dengan demikian alat bantu belajar atau biasa
disebut media sangatlah diperlukan dalam pembelajaran matematika, untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna, mengaktifkan dan menyenangkan.
Alat peraga matematika adalah sebuah atau seperangkat benda konkrit yang dibuat, dirancang, dihimpun atau disusun
secara sengaja, yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Dalam
tulisan ini akan diperkenalkan sebuah alat peraga bernama Kentungan matematika
tentang bagaimana cara menggunakannya dalam menyelesaikan soal hitungan penjumlahan
dan pengurangan pada operasi hitung matematika yang bisa diterapkan pada siswa
kelas satu, dua, dan tiga karena siswa pada masa ini masih berpikir pada tahap
operasional konkrit.
Pembahasan
Matematika
adalah ilmu deduktif yang bekerja atas kebenaran konsisten. Pada prinsipnya
seorang pendidik wajib menguasai tahap perkembangan pengetahuan siswa, Perkembangan
kognitif menurut Piaget adalah :
a.
Tahap
sensori motor ( dari lahir sampai 2 tahun )
b.
Tahap
pra operasi ( 2 tahun sampai 7 tahun )
c.
Tahap
operasi kongkrit ( 7 tahun sampai 11-12 tahun )
d.
Tahap
operasi formal ( sekitar 11 tahun sampai dewasa )
Sedangkan menurut Bruner
perkembangan perilaku kognitif dibagi menjadi tiga periode yaitu :
a.
Enactive stage, merupakan suatu masa di mana
individu berusaha memahami lingkungannya, fase ini mirip dengan tahap sensori
motor dari Piaget.
b.
Iconic
stage, yang mendekati pada tahapan pra operasional dari Piaget.
c.
Simbolic stage, yang juga mendekati kepada ciri –
ciri fase operasi formal menurut Piaget.
Berkaitan dengan usia peserta
didik Sekolah Dasar yang berkisar 6 atau 7 tahun sampai dengan 12 tahun,
apabila kita lihat dengan pendapat Piaget di atas mereka berada pada tahap
operasi kongkrit atau pada fase simbolik menurut Bruner. Perilaku kognitif pada
tahap ini adalah nampak pada kemampuan dalam proses berpikir untuk
mengoperasikan kaidah-kaidah logika walau masih terikat dengan objek yang
bersifat kongkrit. Padahal matematika merupakan ilmu deduktif dan abstrak
sehingga terdapat kesenjangan. Untuk mengatasi hal itu diperlukan strategi
pembelajaran, metode dan media yang cocok untuk pembelajaran matematika agar
peserta didik dapat memahami konsep yang disampaikan. Seorang Pendidik harus
berusaha mengurangi sifat abstrak dari objek matematika agar peserta didik lebih
mudah dalam menangkap pelajaran matematika.
Penggunaan
kentungan matematika, sebagai benda konkret, dimaksudkan untuk memberikan
lingkungan belajar awal yang cocok untuk dapat mengkonstruksi pemahaman atau
mengembangkan konsep nilai tempat dan juga mengembangkan pengetahuan konseptual
nilai tempat serta untuk menghubungkan konsep nilai tempat dengan simbolisme
dalam penjumlahan dan pengurangan.
Kentungan
Metematika adalah Tekhnologi alat peraga yang terbuat dari bambu atau kaleng
bekas minuman yang terdiri dari tiga buah bagian dan tiap bagiannya diberi
label ratusan, puluhan, dan satuan dengan sumpit atau sedotan yang berjumlah
tiga puluh enam batang sebagai symbol angka pada nilai tempat, yang bertujuan
untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan.
Cara menggunakan
kentungan matematika:
1. Untuk menjelaskan nilai tempat, Sebagai contoh:
-
menunjukkan
lambang bilangan :
451 (empat ratus lima puluh satu), Empat batang sumpit di tempatkan pada bambu yang berlabel
ratusan, lima batang sumpit pada label puluhan, dan satu batang sumpit pada
label satuan.
-
menunjukkan
lambang
bilangan : 305 (tiga ratus lima), Tiga batang sumpit di tempatkan pada bambu yang berlabel
ratusan, pada label puluhan tidak ada batang sumpit ini
menandakan bahwa pada bambu tersebut adalah angka nol, dan lima
batang sumpit pada label satuan.
2. Menjelaskan
operasi penjumlahan pada bilangan asli
Dalam melakukan operasi penjumlahan selalu dimulai dengan menjumlahkan satuan
terlebih
dahulu, diikuti puluhan, kemudian ratusan
dan berikutnya ribuan
demikian
seterusnya, sebagai
contoh misalnya memperagakan operasi penjumlahan : 304 + 33 = ….. Caranya sebagai berikut :
-
pertama-tama pendidik menunjukkan cara memperagakan
lambang
bilangan 304 dengan menggunakan kentungan matematika, Tiga batang
sumpit di tempatkan pada bambu yang berlabel ratusan, pada bambu puluhan
dikosongkan, dan empat batang sumpit pada label satuan karena
ditambah
dengan 33 maka untuk selanjutnya tempat satuan ditambahkan 3 batang sumpit sehingga
pada bambu yang berlabel satuan berjumlah tujuh batang sumpit dan yang
terakhir tempat puluhan ditambah 3
buah batang sumpit, sehingga tampak pada kentungan matematika: tempat ratusan ada 3
buah sumpit, tempat puluhan ada 3 buah sumpit, dan tempat satuan ada 7
buah sumpit. Artinya, 304 + 33 =
337 (tiga ratus tiga
puluh
tujuh).
3. Menjelaskan
operasi pengurangan pada bilangan asli
Melakukan operasi pengurangan juga selalu dimulai dengan mengurangkan satuan
terlebih dahulu, diikuti puluhan, dan berikutnya ratusan, demikian seterusnya. Menunjukkan/memperagakan operasi pengurangan : 247 –132 =……
-
Mula-mula
diperagakan (dengan kentungan matematika) lambang
bilangan
247, dua batang sumpit di tempatkan pada bambu yang
berlabel ratusan, empat batang sumpit pada label puluhan, dan tujuh batang
sumpit pada label satuan, karena dikurangi 132 maka untuk
menyelesaikan soal tersebut adalah sumpit
yang berada di tempat satuan diambil 2 buah, sumpit di tempat puluhan diambil 3 buah, dan yang terakhir sumpit di tempat ratusan diambil 1 buah sehingga menjadi satu buah sumpit di bambu yang
berlabel ratusan, satu buah sumpit di label puluhan dan lima buah batang sumpit
di tempat satuan artinya, 247
– 132 = 115
Kesimpulan
Berdasarkan
paparan di atas haram hukumnya seorang pendidik yang mengajar mata pelajaran metematika
pada peserta didik tahapan operasional konkrit, tanpa menggunakan alat peraga
sebagai media penghubung antara benda konkrit ke abstrak, kerena bertentangan dengan
teori – teori belajar yang ada, oleh karena itu, seyogianya para pendidik wajib
menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik di kelas, Kentungan Matematika adalah salah satu alat peraga
yang dapat membantu peserta didik dalam mengerjakan soal operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan matematika.
Penulis
ENDANG SASMTA SAGITA, S.Pd
GURU SD NEGERI SUKADANA
UPT PENDIDIKAN KEC. KASEMEN
KOTA SERANG – PROV. BANTEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar